Serangansultan Agung terhadap VOC di Banten dan Batavia pada tahun 1628 dan 1629, perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar pada tahun 1667, serta perlawanan Pattimura di Maluku pada tahun 1817 pada dasarnya merupakan Dibawah ini yang bukan merupakan alasan Sultan Agung melakukan serangan ke Batavia. A. menghalangi perdagangan Mataram
Ilustrasi serangan Pasukan Mataram ke Batavia. Mengapa Sultan Agung bersikeras mengusir VOC dari Batavia? – Kesultanan Mataram dipimpin oleh Sultan Agung, yang menjadi rasa terbesar yang berkuasa antara tahun 1613-1645. Mengapa Sultan Agung bersikeras untuk mengusir VOC dari Batavia? Mengapa tidak berhasil? Kesultanan Mataram Islam ketika berada di bawah kekuasaan Sultan Agung menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling dihormati di Nusantara. Tidak hanya membawa kejayaan Kesultanan Mataram, namun Sultan Agung menjadi pemimpin yang sangat membenci VOC. Saking bencinya Sultan Agung pada VOC, beliau hingga mengirimkan dua kali serangan untuk menggemput pasukan VOC di Batavia, yaitu pada tahun 1628 dan 1629. Sayangnya, serangannya selalu mengalami kegagalan, tetapi Sultan Agung tidak pernah berhenti berupaya mengusir VOC dari Batavia. Lalu, mengapa Sultan Agung bersikeras untuk mengusir VOC dari Batavia, dan mengapa tidak berhasil? Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung melakukan serangan pertama terhadap VOC di Batavia pada tahun 1628, yang dipimpin oleh Tumenggung Baureksa, bupati Kendal. Pasukan Sultan Agung di Batavia ketika itu melakukan strategi dengan membendung Sungai Ciliwung agar benteng VOC kekurangan air. Strategi itu berhasil dan membuat pihak VOC terkena wabah kolera, namun dominasi Belanda belum juga bisa dipatahkan. Stamina pasukan Mataram yang terkuras, karena kekurangan bahan makanan serta kalah dalam hal persenjataan, menjadikan hambatan untuk menyerang kembali. Hal tersebut akhirnya membuat pasukan Mataram mundur dan kembali ke kerajaannya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Pada tahun 1628 dan 1629 terjadi serangan Mataram terhadap Belanda, markas VOC pernah berada di Banten dan Ambon. Namun, Batavia dianggap sebagai lokasi yang lebih strategis. Strategi serangan pasukan Sultan Agung di Batavia pada 1628 adalah dengan membendung Sungai Ciliwung agar benteng VOC kekurangan air. Home Nusantara Selasa, 30 Mei 2023 - 1901 WIBloading... A A A Perlawanan Mataram Islam terhadap VOC di Batavia dilakukan pada tahun 1628 dan 1629. Perlawanan tersebut disebabkan karena Sultan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC di Batavia dapat membahayakan hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa. Sayangnya serangan yang dilakukan Mataram Islam harus mengalami kegagalan karena VOC berhasil membakar lumbung persediaan makanan pasukan banyak hal yang menjadikan Sultan Agung memiliki peran sangat sentral dalam kemajuan kerajaan ini. Salah satu hal yang dilakukan oleh Sultan Agung adalah meneruskan pendahulunya untuk meletakan dasar perkembangan Mataram Islam dengan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada rakyat, beliau juga menempatkan ulama dengan kedudukan terhormat, yaitu sebagai pejabat anggota Dewan Parampara Penasihat tinggi kerajaan. Selain itu Sultan Agung juga berusaha menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan Indonesia asli dengan Hindu dan Islam. Misalnya grebeg disesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang saat ini dikenal sebagai garebeg Puasa dan Grebeg Maulud. bim sejarah kerajaan mataram mataram kuno islam voc Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 1 menit yang lalu 35 menit yang lalu 44 menit yang lalu 46 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu SeranganSultan Agung terhadap VOC di Banten dan Batavia pada tahun 1628 dan 1629, perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar pada tahun 1667, serta perlawanan Pattimura di Maluku pada tahun 1817 pada
- VOC Verenigde Oost-Indesche Compagnie atau Persekutuan Perusahaan Hindia Timur adalah kongsi dagang bentukan Belanda yang didirikan pada 20 Maret 1602. Organisasi ini memperoleh hak-hak istimewa dari parlemen Belanda, seperti hak monopoli dan hak kedaulatan sebagai suatu negara merdeka. Setelah mendapatkan hak tersebut, VOC berhasil melakukan intervensi dalam pemerintahan dan sedikit demi sedikit menguasai VOC yang sewenang-wenang kemudian menimbulkan perlawanan dari rakyat indonesia di berbagai daerah. Berikut ini beberapa perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam mengusir VOC. Perlawanan rakyat Maluku Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC dipimpin oleh Kakiali dan Talukabesi pada 1635-1646. Meski perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh VOC dengan cepat, hal itu tetap menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak tinggal diam dijajah. Kemudian pada 1650, Saidi mempimpin perlawanan rakyat Maluku. Perlawanan terhadap VOC juga terjadi di Tidore, dengan dipimpin oleh Sultan Nuku. Baca juga Kebijakan-Kebijakan VOC di Bidang Politik Perlawanan rakyat Makassar Perlawanan rakyat Makasar terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa. Saat terjadi perselisihan antara Arung Palaka dari Kerajaan Bone dengan raja Gowa, VOC langsung memanfaatkan kesempatan itu. VOC berhasil memanfaatkan Arung Palaka untuk menyerang Gowa pada 1666. Pada akhirnya, Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa dipaksa untuk menandatangani perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Berikut isi Perjanjian Bongaya antara Sultan Hasanuddin dengan VOC. VOC mendapatkan wilayah yang direbut selama perang Bima diserahkan kepada VOC Kegiatan pelayaran para pedagang Makassar dibatasi di bawah pengawasan VOC Penutupan Makassar sebagai bandar perdagangan dengan bangsa Eropa, selain VOC, dan monopoli oleh VOC Alat tukar/mata uang yang digunakan di Makassar adalah mata uang Belanda Pembebasan cukai dan penyerahan budak kepada VOC Kendati demikian, Perjanjian Bongaya baru terlaksana pada 1669 karena Sultan Hasanuddin masih melakukan perlawanan kembali. Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi. Rakyat Makassar, terutama Bugis, yang tidak menerima Perjanjian Bongaya kemudian mengembara menuju daerah lain di Indonesia, seperti Jawa dan Sumatera. Baca juga Keserakahan dan Kekejaman VOC Perlawanan rakyat Mataram Pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam, Belanda telah mendirikan kantor dagang di keduanya tidak dapat dihindari hingga VOC melancarkan serangan ke Jepara yang menimbulkan kerugian sangat besar bagi Mataram. Sultan Agung kemudian menyiapkan penyerangan terhadap VOC di Batavia sebanyak dua kali. Pada 22 Agustus 1628, pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Baurekso tiba di Batavia. Serangan pertama ini gagal dan tidak kurang dari seribu prajurit Mataram gugur dalam pertempuran. Mataram kemudian menyiapkan serangan kedua dengan dipimpin Kiai Adipati Juminah, Puger, dan Purabaya. Meski persiapannya telah matang, perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC yang kedua ini kembali menemui kegagalan. Kegagalan ini disebabkan oleh VOC yang membakar persediaan makanan para tentara Mataram. Baca juga Sejarah Berdirinya VOC Perlawanan rakyat Banten Perlawanan Banten terhadap VOC terjadi sejak awal Belanda menginjakkan kaki di Banten. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada 1656. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara merusak kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari Makassar. Kerajaan Banten juga berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting. Pada 1680, Sultan Ageng kembali mengumumkan perang setelah terjadi penganiayaan terhadap para pedagang Banten oleh VOC. Sayangnya, di Banten sedang terjadi perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji, sehingga Belanda langsung memanfaatkan momen tersebut. Belanda mendukung Sultan Haji yang lebih mudah dipengaruhi untuk membantu kepentingan VOC. Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa digulingkan dan diasingkan, sementara Sultan Haji menjadi Raja Banten. Pada 1682, Sultan Haji terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda yang isinya sebagai berikut. VOC berhak atas monopoli perdagangan Banten menanggung semua ganti rugi perang Banten merelakan Cirebon kepada VOC VOC berhak ikut campur dalam setiap urusan Kerajaan Banten Pada 1695, kemerdekaan Kerajaan Banten telah diambil oleh VOC dan kedudukan Belanda di Jawa semakin kuat. Referensi Armelia. 2008. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Semarang ALPRIN. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Padabulan April 1628, Sultan Agung mengerahkan pasukannya untuk menyerang kastil VOC, di Batavia. Pasukan Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Baurekso membuat markas di Muara Sungai Marunda. Pada tanggal 21 september mereka mengadakan serangan ke benteng, tetapi dapat digagalkan oleh Belanda. Pertempuran hebat terjadi pada tanggal 21 Oktober - Adipati Pragola II adalah pemimpin Kadipaten Pati sekaligus saudara ipar dari Sultan Agung, pemimpin Kerajaan Mataram Islam 1613-1645. Meskipun masih memiliki hubungan saudara, Adipati Pragola II dalam sejarahnya pernah terlibat perang dengan Sultan Agung. Perang saudara inilah yang membuat Adipati Pragola II tewas pada 4 Oktober bagaimana kronologi perang saudara antara Adipati Pragola II dengan Sultan Agung? Baca juga Adipati Pragola I dan Kisah Perjuangannya Kronologi perang saudara Adipati Pragola II Ada ragam versi berbeda yang menceritakan tentang asal-usul Adipati Pragola sumber menyebutkan bahwa Adipati Pragola II merupakan putra dari Adipati Pragola I. Namun, ada pula yang menyebutkan bahwa Adipati Pragola II bukan putra dari Adipati Pragola I, melainkan putra dari Pangeran Puger atau Pakubuwana I. Terlepas dari perbedaan tersebut, catatan sejarah kompak menyebut Adipati Pragola II terlibat perang saudara dengan Sultan Agung. Hubungan saudara yang terjalin antara Pragola II dengan Sultan Agung dilatarbelakangi oleh pernikahan Adipati Pragola II dengan Raden Ajeng Tulak atau Ratu Mas Sekar, adik Sultan Agung. Pada masa kepemimpinannya, sang adipati menyatakan bahwa Pati dan Mataram sederajat. Oleh sebab itu, Adipati Pragola II enggan patuh terhadap Mataram. 22Agustus 1628 - 24 Agustus 1628 tentara mataram datagke Batavia dan melakukan penyerbuan. 21 September 1628 tentara Mataram menyerang benteng Hollandia, namun gagal. Kegagalan ini membuat penyerbuan Mataram yang pertama berakhir pula. Sultan Agung mengadakan serangan ke Batavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan 1629.
Atlas of Mutual Heritage and the Koninklijke Bibliotheek, the Dutch National Library via Wikipedia Perdamaian antara VOC dan Amangkurat I terjadi setelah Mataram Islam gagal menyerang Batavia di masa Sultan Agung. Perdamaian antara VOC dan Amangkurat I terjadi setelah Mataram Islam gagal menyerang Batavia di masa Sultan Agung. - Mataram Islam akhirnya menjalin persabahatan dengan VOC usai mangkatnya Sultan Agung. Selain diinisiasi oleh Amangkurat I, pengganti Sultan Agung, persahabatan ini juga melibatkan sosok panglima terbesar Mataram Islam. Dialah Tumenggung Wiraguna. Tawaran perdamaian pertama datang dari Amangkurat I. Salah satu poin perdamaian itu adalah kesediaan untuk tukar menukar tawanan dan kerja sama lainnya. Jawaban ajakan damai itu baru direspon VOC pada 19 Juli 1646, di mana kongsi datang tersebut mengakui keberadaan Sunan Mataram. Untuk memuluskan kerja sama itu, Mataram Islam mengutus Tumenggung Wiraguna, panglima dan abdi dalem kesayangan Sultan Agung. Wiraguna memang dikenal sebagai sosok yang arif dan cinta perdamaian. Dia juga disebut-sebut menghendaki perdamaian dengan bangsa asing tersebut. Mataram Islam sendiri sudah menjanjikan beberapa hadian untuk VOC. Tak sekadar isapan jempol, setidaknya ada 200 gantang beras dan 20 ekor ayam jago yang dikirimkan Mataram Islam kepada VOC. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
KerajaanMataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613 - 1645). Ia bercita-cita merebut Batavia dan mengusir Belanda dari bumi Indonesia. Untuk melaksanakan cita-citanya itu, dua kali Sultan Agung menyerang Batavia. Serangan pertama terjadi pada tahun 1628. Sebagian dari tentaranya mendarat di Marunda, sebuah perkampungan nelayan di sebelah timur Cilincing. Di
Soal Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat + Kunci Jawabannya ~ Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini Sekolahmuonline sajikan contoh soal lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasannya mata pelajaran Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 yang membahas tentang Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Sejarah Kelas XI Bab II berikut ini Sekolahmuonline himpun dan olah dari Modul PJJ Sejarah Indonesia Kelas 11 dengan format lebih memudahkan pembaca semuanya, khususnya adik-adik yang kini sedang mempelajari Sejarah Indonesia di kelas dibaca dan dipelajari, semoga bermanfaat. Jangan lupa berbagi kepada yang Sejarah Indonesia Kelas XI Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa BaratSejarah Kelas 11 Bab 2 ini terbagi menjadi 3 kegiatan pembelajaran, yaitu- Kegiatan PembelajaranPertama Perlawanan bangsa Indonesia menghadapi Portugis dan Spanyol- Kegiatan Pembelajaran Kedua Perlawanan bangsa Indonesia menghadapi VOC dan Pemerintah- Kegiatan Pembelajaran Ketiga Perlawanan bangsa Indonesia menghadapi Pemerintah Hindia BelandaOke, berikut ini soal dan jawaban Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 1. Selamat membaca dan selamat mempelajarinya. Jika menemukan kejanggalan atau kurang paham, silahkan hubungi dan diskusikan dengan Guru Sejarah Indonesia di kelas kalian Pilihan Ganda Sejarah Indonesia Kelas XI Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa BaratJawablah soal-soal berikut ini dengan memilih huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang benar dan tepat!1. Kebijakan kolonial Portugis yang memmicu perlawanan lokal adalah A. Monopoli pergadangan dan rempah-rempahB. Ekpasnsi wilayah demi untuk meraih hak monopoli terbesarC. Adanya praktik diskriminasi terhadap penduduk pribumiD. Campur tangan terhadap masalah internal kerajaanE. Sikap angkuh yang diperlihatkan oleh portugis Jawaban APembahasanKedatangan bangsa Portugis di Indonesia adalah untuk melakukan kegiatan perdagangan namun keingan itu berubah menjadi keinginan untuk menguasai seluruh daerah perdagangan, dengan memaksakan suatu kegiatan perdagangan yang disebut dengan monopoli perdagangan 2. Sebagai persiapan melawan portugis, Aceh melakukan langkah-langkah antara lain pada tahun 1567 mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli yang berasal dari A. MesirB. Mataram C. DemakD. TurkiE. BataviaJawaban DPembahasanSeorang sosok sultan mudah yang gagah berani. Hubungan Aceh dengan negara-negara Islam sangatlah erat sehingga tidak sulit baginya untuk meminta bantuan dari luar. Untuk itulah Sultan Alaudin Riayat Syah meminta bantuan militer ke Konstantinopel Turki permintaan khusus mengenai pengiriman meriam-meriam, pembuatan senjata api, dan penembak-penembak. Selain itu, Aceh juga meminta bantuan dari Kalikut dan Jepara3. Portugis sempat kewalahan pada tahun 1629 dalam menghadapi Aceh saat melancarkan serangannya ke Malaka, serangan ini dimpimpin oleh ....A. Sultan Ali Mughayat syahB. Sultan Mahmud SyahC. Sultan Iskadar MudaD. Sultan Alaudin Riayat SyahE. Panglima PolimJawaban CPembahasanPenyerangan terhadap Portugis dilakukan pada masa Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur Portugis di Malaka dengan armada kekuatan Aceh yang telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Latar belakang perlawanan Demak melakukan perlawanan terhadap Portugis adalah ...A. Portugis menolak mengakui kedaluatan Demak di bawah pimpinan Raden PatahB. Adanya kerja sama antara Portugis dan Banten untuk menerang DemakC. Memperebutkan pelabuhan sunda kelapa yang sangat strategis dalam perdaganganD. Untuk menguasai kota perdagangan malakaE. Melindungi pedagang-pedagang Islam akibat monopoli perdagangan bangsa Portugis Jawaban EPembahasanPerlawanan kesultanan Demak terjadi karena kesultanan-kesultanan Islam yang lain juga terancam terhadap kedudukan Portugis di Malaka. Kedatangan bangsa Portugis ke Pelabuhan Malaka yang dipimpin oleh Diego Lopez de Sequeira menimbulkan kecurigaan rakyat Malaka. Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Akibatnya, aktivitas perdagangan di pelabuhan Malaka menjadi terganggu karena banyak pedagang Islam yang merasa dirugikan. Akibat dominasi Portugis di Malaka telah mendesak dan merugikan kegiatan perdagangan orang-orang Dibawah ini yang tidak termasuk faktor faktor penyebab perlawanan ternate terhadap Portugis adalah Perlawanan Rakyat Ternate Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini ....A. Portugis melakukan monopoli perdagangan. B. Portugis ikut campur tangan dalam Portugis menyebarkan agama kristen D. Portugis sewenang-wenang terhadap Keserakahan dan kesombongan bangsa CPembahasanPerlawanan Rakyat Ternate Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini a. Portugis melakukan monopoli perdagangan. b. Portugis ikut campur tangan dalam Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka. d. Portugis sewenang-wenang terhadap Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis6. Perjanjian Bongaya adalah perjanjian yang mengakhiri konflik antara VOC dan kesultanan…A. MakassarB. MataramC. TernateD. DemakE. BantenJawaban APembahasanKarena Kekuatan VOC yang dilebih besar dibangsing kekutaan begitu pula dengan persenjataan yang lebih modern VOC berhasil mendesak pasukan Hasanuddin. Benteng pertahanan tentara Goa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka. Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Goa. Hasanuddin kemudian dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 16677. Sempat memberikan keuntungan bagi belanda, kongsi dagang VOC bangkrut dan dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada 1799. Salah satu penyebab kebangrutan VOC adalah….A. VOC tidak memiliki struktur yang jelasB. Tindak korupsi terjadi di semua tingkatan birokrasiC. Banyak pegawai VOC yang menerapkan kebijakan sendiriD. Permintaan rempah-rempah di Eropa menurun akibat perangE. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun benteng-benteng pertahanan terlalu besarJawaban BPembahasanKongsi Dagang VOC yang bertujuan Menghilangkan persaingan diantara sesama pedagang Belanda di Indonesia agar bisa bersaing dengan pedagang Eropa lain yang ada di Indonesia sehingga bisa menguasai perdagangan di Indonesia dengan menerapkan prinsip prinsip monopoli perdagangan. Namun pada tahun 1799 VOC dibubarkan karena banyak pegawainya yang korupsi8. Serangan sultan Agung terhadap VOC di Banten dan Batavia pada tahun 1628 dan 1629, perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar pada tahun 1667, serta perlawanan Pattimura di Maluku pada tahun 1817 pada dasarnya merupakan bentuk reaksi atas kebijakan….A. Penyebaran agama KristenB. Campur tangan terhadap urusan kerajaanC. Monopoli perdaganganD. WesternisasiE. Diskriminasi RasJawaban CPembahasanCara VOC untuk menguasai perdagangan di Indonesia adalah dengan menerapkan sistem perdagangan monopoli9. Dibawah ini yang bukan merupakan alasan Sultan Agung melakukan serangan ke Batavia....A. Menghalangi perdagangan Mataram di MalakaB. VOC tdk mengakui kedaulatan kerajaan MataramC. Adanya perjanjian GiyantiD. Tindakan monopoli dagang yg dilakukan VOCE. Untuk menghalangi upaya Belanda menguasai MalakaJawaban BPembahasanKeinginan kuat untuk mengusir VOC disebabkan oleh beberapa faktor antara lain•Kehadiran Kompeni Belanda di Batavia dapat membahayakan kesatuan Negara yang dalam hal ini • Monopoloi yang dilakukan oleh VOC• Voc selalu menghalang-halangi kapal dagang maaram yang akan berdagang ke Malaka • VOC tidak mau mengakui kedaulatan Mataram10. Ikut campurnya Belanda dalam urusan internal kerajaan Banten mengakibatkan....A. Terjadinya perebutan kekuasaan kerajaan BantenB. Banyaknya korupsi di pemerintahan kerajaan BantenC. Kerajaan Banten menjadi kurang murni dlm pemerintahanD. Permasalahan dalam kerajaan Banten teratasiJawaban APembahasanPembagian dalam tata pemerintahan Kesultanan Banten ini membuka peluang bagi Belanda untuk menghasut Sultan Haji agar tidak memisahkan urusan pemerintahan di Banten dan mereka juga mempengaruhi Sultan Haji yang ambisius mengenai kemungkinan Pangeran Purbaya yang akan diangkat sebagai Raja dan pemimpin Kesultanan Banten. Sejak terhasut oleh fitnah kejam dari VOC timbulllah pertentangan yang tajam antara bapak dan anak11. Rakyat Maluku tidak mau terus menderita dibawah keserakahan bangsa belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan Belanda dibawah Pimpinan....A. Thomas pathiwaliB. Lucas latumahinaC. Thomas MatulesiD. Christina Mratha TiahahuE. Kapitan Paulus Tahahu Jawaban CPembahasan jelas12. Perang Paderi diawali dengan perpecahan di kalangan rakyat Indonesia sendiri, yaitu ....A. munculnya gerakan Wahabi di Sumatra BaratB. konflik antara Kaum Paderi dan Kaum AdatC. persaingan di antara pendukung gerakan WahabiahD. dukungan pemerintah kolonial terhadap kaum adatE. dukungan pemerintah kolonial terhadap gerakan WahabiahJawaban BPembahasanPerang Paderi Dilatarbelakangi oleh perselisihan antara kaum adat dan kaum Padri di Minangkabau. Kaum Padri sendiri merupakan sekolompok ulama yang baru kembali dari Timur Tengah dan kembali untuk memurnikan ajaran Islam di daerah Minangkabau. Kaum Padri sendiri beraliran Islam Wahabi Fundamentalis Peran ini didasari oleh konflik antara kaum adat dan kaum padri mengenai masalah penerapan syariat di Tanah Minang. Kaum Padri berusaha untuk menghilangkan unsur adat karena tidak sesuai dengan ajaran Islam13. Pertahanan terakhir perjuangan kaum Padri berada di tangan ...A. Tuanku Imam BonjolB. Cut Nyak DienC. Tuanku Nan CerdikD. Sulaiman AljufriE. Tuanku LintauJawaban APembahasanTahun 1829 De Stuers digantikan oleh Letnan Kolonel Elout, yang datang di Padang Maret Dengan bantuan Mayor Michiels, Natal dapat direbut, sehingga Tuanku Nan Cerdik menyingkir ke Bonjol. Sejak itu kampung demi kampung dapat direbut Belanda. Membaca situasi yang gawat ini, Tuanku Imam Bonjol menyatakan bersedia untuk berdamai. Belanda mengharapkan, bahwa perdamaian ini disertai dengan penyerahan. Tetapi Imam Bonjol berpendirian Sebab khusus terjadinya perlawanan Pangeran Diponegoro adalah …A. Belanda memasang patok-patok pembuatan jalan yang melalui makam leluhur Diponegoro secara sepihakB. hak-hak istimewa bangsawan kerajaan dibatasiC. Belanda membawa pengaruh budaya asing yang negatif bagi kehidupan pribumiD. diberlakukannya hak tawan karangE. masuknya paham Wahabi yang ingin memurnikan ajaran IslamJawaban A15. Salah satu faktor perlawanan Sisingamangaraja XII melawan Belanda adalah adanya kekhawatiran mengenai…A. pemberlakuan sistem pajak baruB. Aliansi Riau-Siak dalam menghadapi Kerajaan BatakC. penyatuan daerah Tapanuli Utara dan AcehD. rencana pengangkatan Sisingamangaraja XIII sebagai rajaE. kegiatan zendingProtestan yang akan mengurangi pengaruhnyaJawaban EPembahasanPada tahun 1877 para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Singamangaraja XII. Kemudian pemerintah Belanda dan para penginjil sepakat untuk tidak hanya menyerang markas Sisingamangaraja XII di Bangkara tetapi sekaligus menaklukkan seluruh TobaDemikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan contoh soal mata pelajaran Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat lengkap dengan Kunci Jawaban dan Pembahasannya. Semoga bermanfaat. Silahkan baca postingan-postingan Sekolahmuonline lainnya.

Namun serangan Pasukan Mataram ke Batavia gagal lantaran kurang perbekalan. Sultan Agung naik pitam. Kemarahan atas kegagalan tersebut tidak bisa ditoleransi. Sejarah mencatat, pada 21 Oktober 1628 Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja serta prajurit yang tersisa dihukum mati dengan cara dipenggal.

Perlawanan Sultan Agung Mataram terhadap VOC. Semenjak Indonesia berada dalam masa kolonial, ada banyak sekali perlawanan rakyat untuk melawan para penjajah. Perlawanan rakyat melawan para penjajah terjadi di mana-mana. Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang perlawanan Sultan Agung Mataram terhadap VOC. Perlawanan Sultan Agung terhadap VOC perlu kita ketahui agar semangat nasionalisme kita bertambah. Berikut ini penjelasan singkat tantang perlawanan Sultan Agung Mataram terhadap VOC. Perlawanan Sultan Agung Mataram Terhadap VOC Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara lain 1 mempersatukan seluruh tanah Jawa, dan 2 mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara. Terkait dengan cita-cita Sultan Agung ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk melakukan monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi mengalami kemunduran. Kebijakan monopoli VOC juga dapat membawa penderitaan rakyat. Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia sebagai pusat VOC. Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung Mataram merencanakan serangan ke Batavia VOC. Alasan Sultan Agung menyerang VOC yakni 1. Tindakan monopoli yang dilakukan VOC, 2. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka, 3. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan 4. keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa. Serangan Sultan Agung Mataram ke VOC yang pertama Serangan Sultan Agung Mataram ke VOC yang pertama. Pada tahun 1628 telah dipersiapkan pasukan dengan segenap persenjataan dan perbekalan. Pada waktu itu yang menjadi gubernur jenderal VOC adalah Coen. Sebagai pimpinan pasukan Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Tepat pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia VOC. Pasukan Mataram berusaha membangun pos pertahanan, tetapi kompeni VOC berusaha menghalang-halangi, sehingga pertempuran antara kedua pihak tidak dapat dihindarkan. Di tengah-tengah berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan seperti pasukan di bawah Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat. Tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya jauh lebih unggul, sehingga dapat memukul mundur semua lini kekuatan pasukan Mataram. Tumenggung Baureksa sendiri gugur dalam pertempuran itu. Dengan demikian serangan tentara Sultan Agung pada tahun 1628 itu belum berhasil. Serangan Sultan Agung Mataram ke VOC yang kedua Serangan Sultan Agung Mataram ke VOC yang kedua. Sultan Agung tidak lantas berhenti dengan kekalahan yang baru saja dialami pasukannya. Ia segera mempersiapkan serangan yang kedua. Belajar dari kekalahan terdahulu Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata, Ia juga membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan seperti di Tegal dan Cirebon. Tahun 1629 pasukan Mataram diberangkatkan menuju Batavia. Sebagai pimpinan pasukan Mataram dipercayakan kepada Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati Purbaya. Ternyata informasi persiapan pasukan Mataram diketahui oleh VOC. Dengan segera VOC mengirim kapal-kapal perang untuk menghancurkan lumbung-lumbung yang dipersiapkan pasukan Mataram. Di Tegal tentara VOC berhasil menghancurkan 200 kapal Mataram, 400 rumah penduduk dan sebuah lumbung beras. Pasukan Mataram pantang mundur, dengan kekuatan pasukan yang ada terus berusaha mengepung Batavia. Pasukan Mataram berhasil mengepung dan menghancurkan Benteng Hollandia. Berikutnya pasukan Mataram mengepung Benteng Bommel, tetapi gagal menghancurkan benteng tersebut. Pada saat pengepungan Benteng Bommel, terpetik berita bahwa Coen meninggal. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 September 1629. Dengan semangat juang yang tinggi pasukan Mataram terus melakukan penyerangan. Dalam situasi yang kritis ini pasukan Belanda semakin marah dan meningkatkan kekuatannya untuk mengusir pasukan Mataram. Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih baik dan lengkap, akhirnya dapat menghentikan serangan-serangan pasukan Mataram. Pasukan Mataram semakin melemah dan akhirnya ditarik mundur kembali ke Mataram. Dengan demikian serangan Sultan Agung yang kedua ini juga mengalami kegagalan. Serangan VOC ke Mataram Serangan VOC ke Mataram. Dengan kegagalan pasukan Mataram menyerang Batavia, membuat VOC semakin berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas pengaruhnya di daerah-daerah lain. Namun di balik itu VOC selalu khawatir dengan kekuatan tentara Mataram. Tentara VOC selalu berjaga-jaga untuk mengawasi gerak-gerik pasukan Mataram. Sebagai contoh pada waktu pasukan Sultan Agung dikirim ke Palembang untuk membantu Raja Palembang dalam melawan VOC, langsung diserang oleh tentara VOC di tengah perjalanan. Perlawanan pasukan Sultan Agung terhadap VOC memang mengalami kegagalan. Tetapi semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing di Nusantara terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para pengikutnya. Sayangnya semangat ini tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan Agung. Setelah Sultan Agung meninggal tahun 1645, Mataram menjadi semakin lemah sehingga akhirnya berhasil dikendalikan oleh VOC. Sebagai pengganti Sultan Agung adalah Sunan Amangkurat I. Ia memerintah pada tahun 1646 -1677. Ternyata Raja Amangkurat I merupakan raja yang lemah dan bahkan bersahabat dengan VOC. Raja ini juga bersifat reaksioner dengan bersikap sewenang-wenang kepada rakyat dan kejam terhadap para ulama. Oleh karena itu, pada masa pemerintahan Amangkurat I itu timbul berbagai perlawanan rakyat. Salah satu perlawanan itu dipimpin oleh Trunajaya Dengan mengetahui sejarah tentang perlawanan rakyat Mataram pada masa Sultan Agung dalam melawan penjajah, semoga kita bisa lebih memahami bagaimana perjuangan bangsa Indonesia ketika masih dalam masa kolonial, terutama pada masa penjajahan. Demikian artikel kami tentang perlawanan Mataram pada masa Sultan Agung dalam melawan penjajah terutama VOC. Semoga artikel kami tentang perlawanan Mataram pada masa Sultan Agung dalam melawan penjajah terutama VOC bermanfaat bagi para pembaca. eFeLmCA.
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/61
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/356
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/23
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/236
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/344
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/129
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/229
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/237
  • qu6r3fbrtw.pages.dev/177
  • serangan sultan agung terhadap voc di banten dan batavia